HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/05/06 11:36 WIB
Buka-bukaan Zulhas soal Eko Patrio Calon Menteri dari PAN
-
Senin, 2024/05/06 11:27 WIB
Tipu Daya Adinda Kanza, Wanita Palsu yang Nikahi Pemuda Cianjur
-
Selasa, 2024/05/07 11:44 WIB
Ganjar Pranowo Deklarasi Oposisi Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/05/06 15:01 WIB
Mirisnya 3 Pelajar Perempuan Mabuk Arak Jawa di Jalan Persawahan Blitar
-
Senin, 2024/05/06 19:04 WIB
Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi, Jumlah Kendaraan Tak Terkontrol
-
Kamis, 2024/05/03 16:51 WIB
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang Toxic ke Pemerintahanmu
|
Thread Tools |
24th November 2007, 11:38 |
#101
|
Addict Member
|
malaysia oh..... malaysia.....
Memperhatikan sepak terjang malaysia, gerak-gerik mereka dalam melakukan adopsi, pencurian, klaim sepihak, maupun segala bentuk upaya yang kurang terpuji untuk menunjukkan kepada dunia Internasional (seolah-olah) mereka memiliki keanekaragaman budaya dan seni, dapat kita mengerti... mengingat negara kecil ini berupaya sedemikian rupa untuk mensukseskan program pariwisata mereka di atas dasar "ketidakjelasan identitas budaya nasional" yang seolah menjadi "takdir" tak terbantah yang harus mereka alami.
Berdiri diatas simbol-simbol Peradaban Asia, malaysia seharusnya tahu diri dan tidak mengingkari fakta bahwa budaya migran yang mereka miliki sememangnya tidak mampu memperkaya khazanah budaya negara mereka tanpa menimbulkan reaksi protes dari komunitas pemilik budaya asal. Lebih parah lagi, hasil-hasil kreasi budaya yang mereka klaim sebagai bagian dari budaya leluhur mereka ternyata tidak begitu sesuai dengan iklim sosial dan nuansa malaysia yang mereka jalani hari-demi hari. Kesan yang dapat kita tangkap justru adanya sifat TERPAKSA yang dialami oleh beberapa hasil kreasi budaya ketika karya cipta ini dimasukkan kedalam inventaris budaya nasional malaysia. Bukankah budaya itu refleksi dari pola hidup, cara berpikir dan kesepakatan bersama dari satu komunitas suku bangsa? Ini menjelaskan kepada kita bahwa budaya itu identik dengan salah satu suku bangsa di muka bumi ini. Meskipun saya tidak mengingkari adanya fase serapan, asimilasi maupun migrasi jenis budaya ke daerah atau tempat lain selain daerah asal budaya tersebut, namun tidak dapat pula kita ingkari bahwa tidak layak bagi satu komunitas bangsa untuk mengklaim salah satu jenis hasil budaya, kreasi budaya maupun cipta budaya masuk ke dalam item inventaris mereka sementara item Budaya tersebut TIDAK SELARAS DENGAN KARAKTER DAN CIRI SUKU BANGSA TERSEBUT. Indonesia dikenal sebagai salah satu komunitas dan kumpulan bermacam-macam suku bangsa yang hidup bersama dalam landasan hukum nasional dan internasional di atas wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa bermaksud menyombongkan Bangsa Indonesia, saya mengingatkan kepada malaysia bahwa KONSEKUENSI YANG HARUS KAMI HADAPI SEBAGAI NEGARA YANG MEMILIKI KEMAJEMUKAN SUKU BANGSA ADALAH MELIMPAHNYA KEKAYAAN BUDAYA, HASIL BUDAYA, MAUPUN CIPTA BUDAYA DARI MASING-MASING SUKU BANGSA KAMI. Berbeda dengan malaysia, negara yang dikuasai oleh kaum melayu ini justru menjadi korban bagi menumpuknya budaya-budaya migran yang terbawa oleh para imigran dan pekerja yang mendatangi malaysia dengan segala unsur budaya dan kebiasaan asal mereka. Mengapa saya sebut "malaysia adalah korban budaya" ? karena tentu saja, mengakui dan mengklaim budaya migran sebagai inventaris mereka jelas-jelas justru malah merendahkan harkat dan martabat mereka sebagai bangsa yang berbudaya asli. Dengan prosentase penduduk melayu mayoritas, maka seharusnya malaysia dipenuhi dan dipengaruhi secara kuat oleh unsur budaya dan pola hidup ala melayu malaysia. Namun sayangnya, hanya karena alasan Program Pariwisata, maka malaysia mengorbankan budaya aslinya "terkubur" oleh gegap gempita dan semaraknya budaya migran dan budaya pendatang. Anehnya, dengan bangga mereka malahan mengakui bahwa budaya migran (bukan budaya asli melayu malaysia) adalah jenis budaya yang menghasilkan item budaya yang LAYAK JUAL dan berkualitas. Pada fase ini, saya melihat dengan jelas bahwa budaya asli melayu malaysia benar-benar terkubur dan dikubur oleh budaya-budaya migran. Saya melihat malaysia terlalu terburu-buru dalam melakukan klaim sebuah produk budaya sebagai item inventaris kebudayaan nasional mereka. Saya menganggap mereka telah mengabaikan fakta bahwa para imigran asal Indonesia senyatanya tidak hidup selama berabad-abad di atas tanah malaysia seperti klaim mereka atas hasil budaya tertentu. Fakta ini menunjukkan bahwa ketika kaum migran mendatangi malaysia dalam kelompok-kelompok kecil, terlihat jelas mereka datang sebagai individu dan bukan SATU SUKU BANGSA. Ini sebetulnya menggugurkan klaim malaysia atas beraneka ragam hasil budaya yang dibawa oleh individu-individu imigran ke dalam negara mereka. Ketika ada satu keluarga batak yang mendatangi malaysia dan hidup di sana sebagai pekerja, keluarga batak ini membawa serta kebiasaan dan unsur budaya batak asli dalam hidup sehari-hari mereka. Tetapi tentu saja keluarga ini tidak bisa mengklaim budaya batak sebagai barang kepunyaan mereka dan menjual hak ciptanya pada suku bangsa lain. kalaupun dianggap "menjual hak cipta atas salah satu karya budaya" adalah mungkin dikerjakan, namun tetap saja, KOMUNITAS SUKU BATAK ASLI DI TANAH BATAK tetap menjadi PEMILIK SAH KONSEP BUDAYA TERSEBUT, PEMILIK SAH HAK CIPTA ITEM BUDAYA TERSEBUT BESERTA DENGAN SEGALA ASPEK-ASPEK HASIL BUDAYANYA. Ketika malaysia memasukkan "REOG" sebagai item budaya inventaris kepunyaan mereka, saya hanya dapat menggelengkan kepala dan bergumam lirih "Kira-kira dimana ya ada padepokan "warok" di Kuala Lumpur?". Bukankah seni "REOG" sebagai hasil budaya klan warok di tanah Ponorogo Indonesia penuh dengan ritual magis dan aksi-aksi magis yang membuat bulu kuduk berdiri ? PERTANYAAN SEDERHANANYA : Apakah jenis seni budaya seperti ini COCOK DENGAN MELAYUISME DALAM MALAYSIA ?? BENAR-BENAR KLAIM YANG CEROBOH!! |
INDONESIA, SATU HATI! |
24th November 2007, 22:31 |
#102
|
Addict Member
|
gw bilang si ga bisa. secara musik sudah menyebar bukan cuma lewat radio..tapi lewat tv, lewat internet,dll. radio pun bisa lewat internet. meskipun mereka bisa ganti dgn musik barat..tapi tetep aja...mereka butuh musik yg asik dgn bahasa yg kena di kuping mereka. banyak ungkapan lagu barat ga gitu kena dgn kita..
|
25th November 2007, 01:35 |
#103
|
Addict Member
|
bagus mas roby komentar plus analisanya, sy mau nambahin bahwa 70-80 % bumiputera rakyat malasial adalah turunan dr indonesia/nusantara...dan kalo yg asli melayu semenanjung hanyalah negeri bagian kelantan dan terengganu... (utara semenanjung)... jd kita semua tahu lah, yg asli dr malasial itu ga ada...sudah jadi budaya mereka utk jadi PENGEKOR.... jadi pikiran mereka itu selalu dibuntut pikiran kita terus
|
MALASIAL == " THE TRULY THIEF ASIA " ++ |
25th November 2007, 02:47 |
#104
|
Registered Member
|
Sebenernya kasian juga sih ama warga keturunan ini yg notabene kturunan negara kita juga, tapi gimana lagi toh bukan kita yg memulai budaya paten sana sini padahal kita gak pernah melarang mereka buat tempe ato batik, n masak budaya kita yg begitu banyak listnya mau dipatenkan smua ,bisa2 kagak selesai2 membangun bangsa yg kacau ini. Jujur ketika denger tempe, batik di patenka MEREKA gue serasa kehilangan salah satu organ tubuh gue
|
25th November 2007, 05:21 |
#105
|
Registered Member
|
Reog Ponorogo bukan tentang Nabi Sulaiman
Sifat yang tidak kreatif. Atau lebih tepatnya tidak etis. Sudah meniru, ngarang ceritanya pakai Nabi Sulaiman lagi. Kenapa gak copy paste sekalian saja? Urusan jiplak menjiplak kok bawa-bawa nama nabi.....
|
25th November 2007, 06:11 |
#106
|
Registered Member
|
udah lah
satu rumpun jgan mau di adu domba malingsia dan indonesia peace klaim reog, klaim ambalat, klaim rasa sayange, dll. biar pemimpin bangsa yang tanganin lewat diplomasi damai pastinya sudah cukup bangsa ini malingsial jgn ditambah lagi cukup.....cukup.... lama-lama leak bali juga diembat |
25th November 2007, 08:48 |
#109
|
Registered Member
|
Between two continents, Australia & Asia
Between two ocean, Pasific & Hindian Located across by Equators The one & only Archipelago country crossing by Equatorsin the world more than 350 tribes more than 300 languages more than 5,000 km long more than 17,000 islands more than 200,000,000 peoples more than word can say... INDONESIA IS GREAT..! Ini yang saya kagumi diindonesia dan saya takut kehilangannya.. Indonesia dengan keragamannya..sangat berpotensi untuk diprovokasi dan dipecah2.. mungkin semua kembali kepada kita untuk menyadari bahwa kita satu indonesia.. tidak ada lagi padang pelit..batak kasar..jawa monggo atau apalah..ini kata2 ( mitos ) yang sering kita dengar walaupun sepele tapi tanpa kita sadari telah membentuk diri kita, pikiran kita untuk membenarkan semuanya itu..padahal pelit, kasar, lembut,,itu tergantung dari individu dan lingkungan individu tersebut dibesarkan Dan ujung2nya saling benci2.. Ini banyak terjadi khususnya pada masyarakat dengan pendidikan yang kurang..jadi bagi teman2 yg juga menyadarinya diharapkan juga jangan berdiam diri.. keragaman ini indah.. |
25th November 2007, 10:41 |
#110
|
|
Banned
|
Quote:
keknya harus dengan DEMO baru bisa diperhatikan deh....rame2 demo pemerintah menolak budaya kita di colong malays. kemudian minta bantuan semua media di indonesia sepakat menayangkannya sebagai berita utama dan disiarkan secara besar2an, kan dah kebiasaan pemerintah kita kalo dah jadi isu nasional dan isu internasional baru mereka kebingungan. kalo beritanya dah sampe media internasional kan sapa tau semakin banyak orang LN yang ingin menunjukkan bukti kebenaran isu itu dengan mengunjungi indonesia bukannya ke malays |
|
Last edited by delila; 25th November 2007 at 10:45.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer