HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Selasa, 2024/04/25 15:15 WIB
Atalia Praratya Mundur dari Pilwalkot Bandung
-
Selasa, 2024/04/25 17:35 WIB
Penampilan Mengejutkan YouTuber Dulu Beratnya 329 Kg, Kini Jadi Begini
-
Selasa, 2024/04/25 14:28 WIB
ABG 16 Tahun Tewas Usai Dibawa Ngamar 2 Pria Dewasa di Hotel Jaksel
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:47 WIB
Ganjar Mengaku Tak Diundang ke Penetapan Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
|
Thread Tools |
26th January 2019, 09:03 |
#1
|
Addict Member
|
Pejabat Istana Saling Lempar soal Grasi Jokowi untuk Pembunuh Wartawan
JAKARTA, KOMPAS.com — Para pejabat di Istana Kepresidenan saling lempar saat ditanya soal grasi yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada I Nyoman Susrama. Susrama adalah terpidana yang menjadi otak pembunuh berencana wartawan Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa, pada 2009 silam. Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Kelas II B Bangli Made Suwendra membenarkan adanya grasi dari Presiden Jokowi untuk terpidana Susrama. "Iya benar," jawabnya saat dikonfirmasi Tribun Bali, Senin (21/1/2018). Menurut Suwendra, grasi yang diberikan kepada Susrama adalah perubahan hukuman dari pidana seumur hidup menjadi 20 tahun penjara. " Grasi yang didapat adalah perubahan hukuman. Dari hukuman seumur hidup menjadi hukuman sementara. Hukuman sementara itu menjadi 20 tahun dari pidana penjara seumur hidup," kata dia. Pejabat Istana saling lempar Saat dikonfirmasi lebih jauh mengenai grasi ini, para pejabat di Istana Kepresidenan saling lempar. Sekretaris Kabinet Pramono Anung meminta wartawan untuk bertanya kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno. "Tanya Pak Mensesneg. Grasi urusannya Mensesneg," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/1/2019). Sementara itu, Mensesneg Pratikno juga enggan menjawab pertanyaan wartawan seputar pemberian grasi ini. Ia meminta awak media bertanya kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Yasonna terkait hal ini. "Tanya Menkumham-lah ya. Tadi saya sudah ditelepon Menkumham, 'Kalau tanya, suruh tanya ke saya'. Jadi Pak Menkumham tahu parameternya," kata Pratikno. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo juga menyampaikan jawaban yang sama saat ditanya soal grasi untuk Susrama. "Coba tanya ke Menkumham, saya belum dapat info detailnya," kata Johan. Namun, Menkumham yang ditemui wartawan di kantornya, Selasa malam kemarin, juga enggan bicara soal pemberian grasi untuk Susrama itu. Usai menjelaskan panjang lebar mengenai pembebasan Abu Bakar Ba'asyir yang masih dikaji, ia langsung berjalan cepat ke mobilnya. Ia enggan menanggapi wartawan yang bertanya soal topik lain, termasuk mengenai grasi untuk Susrama. Selanjutnya... |
26th January 2019, 09:07 |
#2
|
Addict Member
|
Nyoman Susrama, Eks Caleg PDIP & Pembunuh yang Diberi Grasi Jokowi
I Nyoman Susrama, terpidana kasus pembunuhan berencana terhadap jurnalis Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa, memperoleh grasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditandatangani tanggal 7 Desember 2018. Mantan caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini sebelumnya divonis seumur hidup oleh Pengadilan Negeri Denpasar pada 15 Februari 2010 silam. Grasi ini membuat Susrama kini tidak harus mendekam di bui selamanya, melainkan hanya 20 tahun penjara. Kasus pembunuhan berencana itu terjadi pada 11 Februari 2009 silam di kediaman Nyoman Susrama yang berlokasi di Banjar Petak, Bangli. Eksekusi pembunuhan diperkirakan dilakukan pada sekitar pukul 16.30 hingga 22.30 WITA. Nyoman Susrama bukan pelaku langsung, melainkan aktor intelektual yang mendalangi aksi keji itu. Selain Susrama, polisi juga menetapkan 6 orang lainnya sebagai tersangka, yaitu Komang Gede, Nyoman Rencana, I Komang Gede Wardana alias Mangde, Dewa Sumbawa, Endy, dan Jampes. Dikutip dari Tempo.co (25 Mei 2009), Komang Gede berperan sebagai penjemput korban. Nyoman Rencana dan Mangde menjadi eksekutor pembunuhan dan membawa mayat korban untuk dibuang ke laut di Perairan Padangbai, Karangasem. Sedangkan Dewa Sumbawa, Endy, dan Jampes, bertugas membersihkan darah korban. Kasus ini mulai terkuak setelah mayat korban ditemukan mengambang di pesisir Klungkung pada 16 Februari 2009 dalam kondisi yang amat mengenaskan. Hasil penyelidikan mengarah kepada Nyoman Susrama yang nantinya terbukti sebagai otak dari aksi pembunuhan berencana ini. Motif pembunuhan ini bermula dari kekesalan Nyoman Susrama terhadap Prabangsa karena pemberitaan wartawan Radar Bali tersebut. Prabangsa sebelumnya menulis berita terkait dugaan korupsi yang dilakukan Nyoman Susrama, yakni proyek-proyek Dinas Pendidikan di Kabupaten Bangli sejak awal Desember 2008 hingga Januari 2009. Salah satu proyek yang disorot dalam pemberitaan Prabangsa adalah proyek pembangunan taman kanak-kanak dan sekolah dasar internasional di Bangli. Nyoman Susrama kala itu menjadi pemimpin proyek tersebut. Inilah yang kemudian membuat Nyoman Susrama merancang rencana untuk membunuh Prabangsa. Nyoman Susrama adalah adik Bupati Bangli yang menjabat sejak 2000 hingga 2010, I Nengah Arnawa. Ketika kasus pembunuhan itu terjadi, Nyoman Susrama baru saja terpilih sebagai anggota DPRD Bangli dari PDIP, namun belum dilantik. Nyoman Susrama merupakan calon legislatif (caleg) PDIP yang terpilih sebagai anggota DPRD Bangli periode 2009-2014. Caleg dengan nomor urut 10 di PDIP ini meraih suara terbanyak, yakni 4.800 suara di Daerah Pemilihan (Dapil) I Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. DPP PDIP pun langsung mengambil tindakan tegas dengan memecat Nyoman Susrama. âÂÂKasus itu bersifat pribadi dan dan partai mengambil langkah untuk memberhentikan yang bersangkutan,â tandas Sekjen PDIP, Pramono Anung, pada 26 Mei 2009 seperti dilansir Detik.com. https://tirto.id/nyoman-susrama-eks-...si-jokowi-deVe |
26th January 2019, 09:13 |
#3
|
Addict Member
|
Saat Dibuang ke Laut Korban Masih Hidup
11 Februari 2009, pukul 16.30 Wita, AA Narendra Prabangsa seorang jurnalis di Radar Bali di jemput oleh 2 orang di rumahnya. Entah apa yang mereka bicarakan sebelumnya, terlihat mereka bertiga berangkat bersama keluar menaiki sebuah mobil. Ternyata, Narendra Prabangsa (korban) di bawa ke salah satu rumah anggota PDI-P saat itu yang kebetulan juga sebagai caleg di Bangli, Nyoman Susrama. Korban di sekap di dalam rumah, Setelah Susrama tiba di rumahnya, korban digelandang ke belakang rumah dengan kedua tangan dilipat dan diikat di belakang. Susrama memerintahkan rekannya, Nyoman Rencana dan Wardana menghabisi nyawa korban. Pelaku memukul kepala bagian depan korban hingga terkapar. Setelah tak bernyawa, mayat korban dimasukkan ke kamar. Susrama memerintahkan pelaku lainnya, Jampes dan Endy, untuk membersihkan darah yang tercecer. Sekitar pukul 21.30, mayat korban dibuang di tengah laut Padangbai, Klungkung. Setelah sempat hilang selama lima hari, Narendra Prabangsa yang merupakan redaktur berita daerah Radar Bali itu ditemukan tak bernyawa dengan kondisi tubuh rusak pada 16 Februari 2009 di Teluk Bungsil, perairan Padang Bai, Karangasem. Hasil otopsi menunjukkan, korban masih hidup saat dibuang ke laut. Hal itu diungkapkan koordinator pelayanan Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, di kantornya Jl Pulo Nias, Denpasar, Bali, Selasa (17\/2\/2009). "Ada benda asing di saluran pencernaannya. Jadi saat dibuang ke laut, korban sepertinya masih bernapas," kata Dudut. Dudut juga mengatakan, saat ditemukan mayat korban sudah membusuk. Tim forensik juga menemukan sejumlah luka di tubuh korban. "Ada luka terbuka di kepala akibat benda tumpul dan memar di wajah. Pergelangan tangan kanan patah, seperti menahan akibat terjatuh," ungkap Dudut. Mayat Prabangsa ditemukan mengambang di Pantai Bias Tugel, Karangasem, sekitar pukul 09.40 WITA, Senin 16 Februari 2009. Jenazah korban ditemukan oleh kapten kapal motor Perdana Nusantara. Saat ditemukan, korban mengenakan celana panjang cokelat tanpa baju. Dalam celana korban ditemukan dompet berisi identitas, yaitu SIM A, C, dan KTP. Kondisi korban mengenaskan. http://wartakota.tribunnews.com/2019...-lempar?page=3 https://news.detik.com/berita/d-1086...an-masih-hidup |
26th January 2019, 10:05 |
#4
|
Addict Member
|
Jokowi soal Polemik Remisi Pembunuh Wartawan: Tanya Menkum HAM
Bekasi - Presiden Joko Widodo menolak bicara mengenai remisi otak pelaku pembunuhan wartawan Radar Bali, I Nyoman Susrama. Susrama mendapatkan potongan hukuman (remisi) dari seumur hidup menjadi 20 tahun penjara. "Tanyakan Menkum HAM. Kalau teknis gitu tanyakan ke Menkum HAM," ujar Jokowi kepada wartawan di Bekasi, Jumat (25/1/2019). Menkum Yasonna Laoly sebelumnya menjelaskan remisi dari penjara seumur hidup menjadi 20 tahun penjara atas dasar pertimbangan usia. "Pertimbangannya, dia hampir sepuluh tahun, sekarang sudah sepuluh tahun di penjara. Jadi prosesnya begini ya, itu remisi perubahan, dari seumur hidup menjadi 20 tahun. Berarti kalau dia sudah 10 tahun tambah 20 tahun, 30 tahun. Umurnya sekarang sudah hampir 60 tahun," kata Laoly, Rabu (23/1). Remisi khusus untuk napi seumur hidup ini menurut Laoly sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi. Pada Pasal 9 ayat (2) disebutkan perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana penjara sementara ditetapkan dengan Keputusan Presiden. https://news.detik.com/berita/440050...nya-menkum-ham |
26th January 2019, 10:11 |
#5
|
Groupie Member
|
|
26th January 2019, 10:49 |
#7
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
26th January 2019, 11:15 |
#8
|
|
Addict Member
|
Quote:
|
|
26th January 2019, 11:59 |
#9
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Gua yakin jika presidennya Jokowi lagi, ini pembunuh bakalan bisa bebas bersyarat....wueeedan ! |
|
26th January 2019, 12:01 |
#10
|
|
Groupie Member
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer