HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2023/03/22 10:41 WIB
Curhatan Lama Tiara Andini Mencuat, Diduga untuk Alshad Ahmad
-
Kamis, 2023/03/19 10:19 WIB
Boy William Dekati Ayu Ting Ting, Umi Kalsum: Doain Dia Jadi Mualaf
-
Senin, 2023/03/22 14:05 WIB
Rizal Djibran Lapor Balik Istri dan ART atas Pencemaran Nama Baik
-
Senin, 2023/03/22 13:32 WIB
Hyun Bin dan Son Ye Jin Cerai? Ini Faktanya
-
Senin, 2023/03/22 09:34 WIB
Raffi Ahmad Buka Suara Soal Video Call Mimi Bayuh, Begini Reaksi Nagita
-
Selasa, 2023/03/17 11:31 WIB
Dibilang Netizen Sepi Job, Jawaban Agnez Mo Bikin Jleb!
|
Thread Tools |
![]() |
#1
|
Registered Member
![]() |
![]() Kita pasti masih ingat masa krisis sekitar tahun 1997-1998 lalu, bagaimana sulitnya Bank-bank membuka LC ke luar negeri, Bagaimana Perusahaan Importir memutar otak dalam menyiapkan dana untuk melunasi dokumen impor yang sudah jatuh tempo dengan jumlah nilai tagihan berlipat-lipat dari harga awalnya karena kurs US dollar melambung tinggi, bagaimana perusahaan importir dipaksa harus menyiapkan setoran jaminan untuk membuka LC yang bahkan nilainya mencapai 100% lebih dari nilai LC padahal mereka sudah memiliki credit line, bagaimana Perusahaan Importir harus menanggung confirmation fee dari confirming bank akibat tidak dipercayanya LC-LC indonesia. Semua itu jelas meninggalkan kenangan buruk yang traumatis.
Sekarang, setelah sekitar 10 tahun lebih masa itu sudah terlewati, saat kita sedikit demi sedikit sudah mulai lupa, tiba-tiba kita sepertinya dipaksa mengenang romantisme masa sulit itu lagi, dihantui ketakutan yang bisa berubah menjadi kepanikan. Fenomena Kurs US Dollar yang sudah menembus Rp.10.000, Bursa Efek di-suspen untuk menghindari agar tidak terjun bebas akibat anjloknya harga-harga saham yang begitu tajam, sampai-sampai pemerintah meminta perusahaan-perusahaan untuk buyback saham-saham mereka dalam rangka mengerem merosotnya nilai saham tersebut, dilikuidasinya Idover Bank sebagai efek dari memburuknya pasar uang dunia, dan otoritas tertinggi negeri ini pun bahkan sampai siap mengoreksi target pertumbuhan ekonominya dan menyiapkan beberapa langkah-langkah strategis guna menyikapi situasi ini. Semua itu semakin mengizinkan kita untuk segera panik dan mengambil keputusan setergesa-tergesanya sehingga kita tidak bisa membedakan antara tindakan yang benar-benar ”antisipatif” atau yang ”spekulatif”. Semua tindakan antisipasi oleh berbagai pihak kita harapkan dapat lebih baik dari pada masa krisis lalu, mengingat 2 hal yang membedakan krisis lalu dengan ancaman krisis sekarang; 1. Sekarang kita sudah mendapat pelajaran sangat mahal dan mendalam dari pengalaman krisis lalu, sehingga pasti kita sudah memiliki pengetahuan, pengalaman mental dan persiapan lebih baik menghadapi ancaman krisis sekarang dibanding masa krisis lalu. 2. Berbeda dengan krisis terdahulu, di saat kita menangis, negara-negara lain banyak yang masih tertawa bahkan sempat-sempatnya mengambil keuntungan dari penderitaan kita, tetapi sekarang, krisis bersifat global, bahkan sumbernya berasal dari negara nun jauh di sana yang mudah-mudahan kalaupun membawa imbas gelombang krisis yang besar hanya tinggal riak-riak kecilnya sampai di sini. So, we are not alone and not the only one, Dalam hal Perdagangan Ekspor Impor, hampir semua instansi, siap siaga merumuskan kebijaksanaan dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan memburuknya perekonomian dunia, seperti halnya bea dan cukai dalam mengantisipasi membanjirnya produk impor limpahan dari pasar di amerika, perusahaan ekspor impor mulai mengutak-atik strategi perdagangannya menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang. Perbankanpun yang belajar dari kejadian krisis lalu pastinya sudah lebih siap mengantisipasi. dalam hal penerbitan Letter of credit agar tetap dapat diterima oleh pihak luar negeri. Permasalahannya agak berbeda dengan kondisi krisis dulu, kalau dulu hanya bank-bank di Indonesia dan beberapa negara asean saja yang terkena pukulan sehingga terseok-seok dalam memenuhi kewajiban komitmen LC ke luar negeri, Bank-bank di Indonesia megap-megap menjaga kepercayaan masyarakat internasional, tertatih-tatih menjaga image bonafiditas dan kualitas kelayakan menjadi penerbit LC, sehingga tingkat kepercayaan bank-bank di luar negeri jauh berkurang, ditambah faktor makro ekonomi yang melemah yang menyebabkan meningkatkan country risk Indonesia di negara-negara luar. Jadi sangat wajar apabila produk jaminannya banyak yang meragukan. Beruntung Bank Indonesia mau menjadi sinterklas dengan mengucurkan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) yang polemiknya tidak selesai-selesai sampai sekarang. Kondisi sekarang berbeda, tersendatnya proses Letter of Credit mulai terasa bukan hanya karena kredibilitas perbankan kita yang loyo seperti krisis dulu, tetapi juga dipengaruhi kinerja perbankan di luar negeri tempat diterimanya LC tersebut yang juga dalam keadaan siaga satu, mereka lebih selektif untuk menjalankan proses penjaminan dan pembayaran, apalagi dalam ketatnya likuiditas dan merosotnya tingkat kepercayaan nasabah bank di negara masing-masing. Jadi, walaupun kondisi perbankan kita tidak atau belum seburuk krisis dulu, tetapi kondisi perbankan negara-negara eksportir lebih buruk dari kondisi mereka saat kita krisis dulu, sehingga tetap dapat mengganggu kelancaran proses transaksi Letter of Credit yang melibatkan perbankan pada khususnya, juga akan berdampak pada kegiatan perdagangan ekspor impor nanti pada umumnya. Seharusnya eksportir-eksportir atau bank-bank eksportir kita yang lebih waspada menerima Letter of Credit dari negara-negara yang lebih kuat mengalami krisisnya sekarang, salah satunya dengan meminta LC tersebut di-confirm (Confirmed LC) oleh bank-bank di indonesia. Mudah-mudahan ancaman krisis saat ini benar-benar tidak terjadi, dan hanya merupakan peringatan bagi kita untuk tidak lengah dan terus lebih memperkuat diri, karena ancaman bisa datang kapanpun dan darimanapun. Kita berharap kejadian-kejadian baru-baru ini hanya selintas efek pengejut untuk kita bernostalgia mengenang masa-masa sulit untuk dapat lebih mensyukuri masa-masa normal. |
|
-
Rizal Djibran Lapor Balik Istri dan ART atas Pencemaran Nama Baik
-
Heboh Rumor Hamili Mantan, Alshad Ahmad: Seks Sebelum Nikah itu Penting
-
Ibunda Masih Yakin Ferry Irawan Tak Lakukan KDRT
-
Curhatan Lama Tiara Andini Mencuat, Diduga untuk Alshad Ahmad
-
Nakes "Dirujak" Netizen hingga Minta Maaf gegara Konten Viral Pasien BPJS
-
Ramai di Medsos, Sering Nonton Porno Bikin Aura Jadi Gelap? Ini Penjelasan Ahli
-
Cinta Ditolak Calon Mertua Gegara Jualan Cupang, Pria Ini Kini Jadi Polisi
-
Bocah 15 Tahun Ngebut Naik R25 Tabrak Pemuda Semarang, Korban Meninggal Dunia
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer