HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Kamis, 2024/04/27 14:21 WIB
Anwar Fuady Jatuh Cinta Lagi di Usia 77 Tahun, Siap Nikahi Wiwiet Tatung
-
Selasa, 2024/04/25 11:31 WIB
Pengacara Ungkap Ada Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi
-
Rabu, 2024/04/26 11:29 WIB
Momen Azizah Salsha Peluk Pratama Arhan Usai Indonesia Kalahkan Korsel
-
Selasa, 2024/04/25 11:21 WIB
Komentar Baim Wong, Saat Paula Verhoeven Mulai Berhijab
-
Jumat, 2024/04/22 15:00 WIB
Unggahan Natasha Rizki di Hari Anniversary Pernikahan dengan Desta Jadi Sorotan
-
Senin, 2024/04/24 11:14 WIB
Polisi Sebut Chandrika Chika 1 Tahun Gunakan Narkoba
|
Thread Tools |
2nd February 2009, 09:39 |
#11
|
Addict Member
|
Saya pikir mungkin tidak semua gitu kali yah ? Mungkin ada baiknya jangan di pukul sama rata semua perusahaan.
Sejujurnya dari pengalaman pribadi, ada relasi saya dan juga anggota keluarga saya sendiri yg memang benar2 terbantu "NYAWA" nya karena masuk assuransi kesehatan. Terlepas dari harga "nyawa" yg memang ngga bisa di hitung , kalau kasus anggota keluarga saya sendiri sih dari biaya pengobatan/operasi/dll dsb itu semuanya dari nilai rupiah nya yg di cover assuransi, malah untung dgn ratio yg 'lumayan' gede dibanding premi yg sudah di keluarkan. Ingat, harga nyawa belum masuk terhitung yah ? Sama juga dgn kasus di mobil saya sendiri karena kecelakaan, bemper dan lampu habis semua di hantam pagar karena ketiup angin kencang, bemper fiber dan lampu (satu set lengkap utk sebelah) di ganti semua dgn yg baru dan spare part original, kalau di itung2 sih saya masih untung. Sekali lagi, memang saya akuin 'tidak' semua perusahaan bagus, ada yg malah sengaja dipersulit di masa2 claim walau dgn persyaratan yg lengkap dan timing yg tepat. |
Last edited by Blin; 2nd February 2009 at 09:42.. |
3rd February 2009, 12:50 |
#12
|
|||||
Banned
|
:)
Quote:
Quote:
Quote:
Orang model2 Tung DW yang ULTRA MATRELIALISTIK mana mungkin gaji yg cukup lumayan besar apalagi disertai jabatan & kedudukan yg cukup tinggi. Wong setau Saya di BCA sudah punya program2nya koq umur sekian jadi Teller, umur sekian jadi manager, umur sekian jadi Direktur, Chairman, & pada umur tertentu sudah Pensiun (dengan makmur sentosa) ada yg beli rumah di daerah pegunungan Rancamaya dsb. Quote:
Quote:
|
|||||
|
3rd February 2009, 14:51 |
#13
|
Addict Member
|
asuransi dianggap sebagai sebuah penipuan mungkin agak berlebihan.
kegunaan asuransi sebagai kendaraan investasi untuk masa depan masih sangat bagus, tinggal bagaimana si investor menyikapi nya saja. menggunakan lebih dari 50% dari dana investasi yang kita miliki di dalam sebuah asuransi adalah tidak bijaksana. kebanyakan pasangan muda di asia masih memiliki pemikiran bahwa menyimpan dana untuk masa tua lewat sebuah instrumen asuransi (unitlink/whole life) dan dengan harapan di saat hari tua akan membayarkan dana yang diperlukan nantinya.. padahal asuransi adalah sebuah instrumen paper asset, dimana "janji" yng diberikan asuransi hanyalah berlaku selama si perusahaan asuransi yang berada di belakang janji itu akan terus exist dan beroperasi. nah siapa bisa menjamin dalam 20 30 40 tahun kedepan prusahaan asuransi akan terus ada dan membayarkan janjinya kepada kita? kasus financial meltdown dunia yang menyeret banyak perusahaan asuransi ke ambang batas kebingungan, bisa berakibat nantinya pemegang polis akan gigit jari.. dana yang ditabung bertahun tahun berujung tidak menghasilkan.. sebagai investor kita sebaiknya jangan terlalu bergantung kepada instrumen investasi yang tidak bisa kita kontrol secara penuh.. dalam hal ini.. kita tidak bisa punya kontrol akan resiko bangkrut nya perusahaan asuransi.. dan oleh karena nya.. kita perlu alokasi kan dana secukupnya di asuransi.. selebihnya kita bisa investasikan di instrumen yang sifatnya lebih memiliki nilai fisik seperti properti, emas, atau asset keras lainnya. |
|
3rd February 2009, 15:14 |
#14
|
Banned
|
Saat ini CASH IS THE KING ... !
Apa yg disampaikan Privat Investor Benar.
Cuma Kalo Asuransi sudah dijadikan sebagai alat investasi sepertinya terlalu naif. Asuransi hanya digunakan sebagai Asuransi (alat perlindungan/jaminan) bukan alat investasi. Cuma utk saat sekarang ini kita semua harus berhati2 dengan Asuransi krn biar bagaimanapun juga uang kita oleh pihak Asuransi hanya akan diputar kembali ke Properti, Obligasi SUN & Korporat, serta Stock, dimana semua alat2 instrument tsb sedang terkena dampak krisis yg dpat mengakibatkan kesulitan likuiditas ketika mau di cairkan utk membayar ke Nasabah Asuransi tsb. Apalagi Properti dimana Cash is The King, pasti akan sulit utk di cairkan. Kesimpulannya Becarefull w/ Insurance Comapany baik luar mauapun Dalam Negeri, JANGAN MUDAH termakan bujuk rayu atau ada perasaan tidak enak, atau kasian pada Marketing tsb. Kasianin diri anda sendiri dulu kalo sampe uang anda menguap entah kemana rimbanya tidak ada yg peduli dgn anda. Saat ini yang paling utama CASH IS THE KING ! Bagi yg sudah terlanjur memiliki polish Asuransi sebaiknya siapakan saja mental anda utk merelakan bila seandainya Asuransi tsb Collapse & jangan menambah Premi baru lagi. |
Last edited by Ultimatum; 3rd February 2009 at 15:21.. |
3rd February 2009, 16:58 |
#15
|
Addict Member
|
kenapa saya mengatakan asuransi juga bisa sebagai investasi, adalah karena produk asuransi seperti ILP atau Investment Linked Policies yang di indonesia biasa dikenal dengan kata "unit-linked", yang banyak gencar ditawari para sales sales asuransi.
Pada dasarnya itu produk kan sebagian dana di serahkan kepada manajer investasi dan di putar di instrumen pasar modal.. sehingga dapat dikatakan sebuah investasi pula.. Namun saya tidak sarankan ikut ILP lebih baik beli whole life dan invest di reksadana sendiri.. tapi ini konteks lain.. tidak perlu dibahas disini hmm soal CASH IS KING.. di era hyperinflasi membayangi... Cash Is King mungkin juga kurang bijak, karena dengan sebegitu banyak nya stimulus ekonomi dengan cara mencetak uang yang di gencarkan para negara negara barat.. ini akan berakibat hyperinflasi seiring waktu berjalan.. mungkin tidak separah zimbabwe tapi bisa ke arah itu kalau tidak ditangani serious.. menurut saya, jangan terlalu banyak simpan cash juga.. simpan lah hard asset yang liquiditas nya tinggi seperti emas, perak atau hard asset yang kita tau akan cepat berubah jadi tunai lainnya. cash secukup nya.. selebihnya boleh di emas perak EDIT EDIT EDIT EDIT EDIT sebagai contoh.. seorang teman saya yang memiliki usaha home industry manufaktur, yang menggunakan sekitar 50% bahan yang dia harus import dari luar negri.. di saat bulan ramadhan september 08 lalu.. dia menjual asset properti rumah miliknya demi mencari dana cash.. dan karena rumah tsb lokasi nya di jakarta, maka uang yang didapat adalah Rupiah.. dan dia simpan untuk antisipasi usaha nya yang memang kadang membutuhkan liquiditas cepat untuk kelangsungan produksi di penghujung tahun 08 dan awal 2009... teman saya itu pusing dengan nilai Rupiah yang merosot 25% thdp mata uang USD dan SGD.. padahal saya sudah sarankan saat itu setelah menjual asset properti untuk membeli emas saja.. jangan simpan di cash.. tapi dia menolak.. oleh karena nya ada ungkapan di kalangan investor precious metals.. yang mengatakan "Cash Is Indeed King.. but Gold is almost God-Like" |
Last edited by Private_Investor; 3rd February 2009 at 17:21.. |
3rd February 2009, 17:17 |
#16
|
||
Banned
|
Cash Is The King
Quote:
Quote:
Sudah itu Safedeposte Box juga tidak aman saat ini, liat saja salah satu Bank terkenal di jakarta sudah banyak korban2 berjatuhan harta Hard Cash mereka berupa Emas, permata & Berlian ludes digondol Pencuri2 Profesional.(jangan2 Bank2 lain juga alami hal2 yg sama cuma belum terungkap saja). kalo mau invest di emas & perak sebaiknya sekalian yg bulk seperti Bil Gates & Warren Buffet yg diem2 nambang emas, sekalian langsung sewa gudang berikut dengan penjagaan dari securities yg berpengalaman lebih safe. Permasalahnnya Person2 retail ini yg dengan dana secukupnya, rasanya tetap pegang Cash lebih utama. Who Cares mau inflasi atau apa, yg penting perut keluarga, termasuk orangtua, anak-istri & saudara/i tercukupi. Kalo Hard Cash tetap utk likuiditasnya tidak mudah, krn nanti2 jarang ada orang memilki uang yg cukup banyak, sehingga hard cash anda akan dibayarkan dengan harga yg tidak semestinya (lebih rendah). Just MHO. |
||
Last edited by Ultimatum; 3rd February 2009 at 17:21.. |
3rd February 2009, 18:31 |
#17
|
||
Addict Member
|
Quote:
tapi memang kalau bisa, hindari paper asset dulu sampai ekonomi dunia membaik saya setuju dengan simpan emas, perak atau precious metals jangan di safe deposit box, selain ada biaya rutin, atau bahaya internal orang dalam bank.. yang lebih bahaya kalau ada state confiscation seperti yang pernah terjadi di USA (mungkin di indonesia tidak akan terjadi). simpan di halaman belakang rumah dengan menggali lubang di beri fondasi beton atau di dinding rumah degan instalasi brandkast kecil... atau simpan di lantai garasi.. ini lebih efektif. Quote:
bagi yang memiliki lebih dana, dan jauh melebihi kebutuhan rutin yang sudah tercukupi.. bisa hedging di hard asset.. hindari paper asset dulu sebisa mungkin.. terkecuali portfolio investasi sudah terlanjur terbentuk.. ya sudah.. jangan tambah alokasi paper asset dulu.. fokus di preservation of wealth sampai ekonomi dunia ada tanda sudah baik. |
||
Last edited by Private_Investor; 4th February 2009 at 07:36.. |
23rd February 2009, 00:10 |
#18
|
Addict Member
|
Kalo yang diartikel berikut ini gimana?
http://www.mediakonsumen.com/artikel2174.html |
|
23rd February 2009, 10:11 |
#19
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
|
23rd February 2009, 12:07 |
#20
|
Mania Member
|
tadinya w jg ga percaya ma asuransi dari pada ikut asuransi mending w tabung sendiri za di bank klo w butuh gampang ambilnya.
w baru sebulan ikut asuransi dan mo w lapsed karena w mikir ga berguna2 bgt seminggu lewat jatoh tempo w, w perlu biaya masuk RS dan semua claim dibayar asuransi akhirnya sampai sekarang asuransi w tetap berjalan karena w tw manfaatnya. kloclaim ga dibayar tu bukan selalu kesalahan perusahaan asuransinya, bisa za dari agen atau bahkan dari nasabahnya sendiri. perusahaan asuransi butuh kwitansi asli dan stempel RS asli ditambah form yg harus diisi RS kadang nasabah ga ngerti soal itu dan memberikan kwintansinya tanpa stempel RS asli tu yg ga kan diclaim ma perusahaan asuransi. klo mo ikut asuransi harus pintar2 memilih agen yg pintar, jujur dan bertanggung jawab ma nasabahnya klo agennya za dah b**** gimana dy mo memberitahu kita seluk beluk asuransi. |
aku rumput liar yg mencoba hidup diantara bunga-bunga yang cantik menunggu seseorang melirik rumputliar seperti aku |
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer