HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/06/12 12:51 WIB
Mahfud Sindir Investor Asing Belum Ada Masuk IKN: Cari Terus Mas Bahlil
-
Sabtu, 2024/06/13 20:02 WIB
Tak Jadi Dipecat, Satpam Pukul Anjing Kembali Kerja di Plaza Indonesia
-
Sabtu, 2024/06/13 11:54 WIB
Daftar Orang SBY, Jokowi, Prabowo yang Kecipratan Kursi Komisaris BUMN
-
Selasa, 2024/06/10 13:55 WIB
91 Kendaraan Rita Widyasari Disita KPK: Termasuk 17 Mercy-14 Harley
-
Selasa, 2024/06/10 11:55 WIB
Fakta-Fakta Terbaru Polwan Briptu FN Bakar Suami di Mojokerto
-
Jumat, 2024/06/12 14:17 WIB
PKB DKI Resmi Usulkan Nama Anies Baswedan Maju Pilgub Jakarta
|
Thread Tools |
17th November 2007, 18:43 |
#111
|
|
Addict Member
|
Quote:
Hiahiahiahia |
|
|
17th November 2007, 18:44 |
#112
|
|
Addict Member
|
Quote:
gini gini saya sudah menjelajahi riau dari duri sampai ke lobam (kepulauan riau / tanjung pinang ) |
|
|
17th November 2007, 18:46 |
#113
|
Addict Member
|
jika begitu pendapat rekan2 tentang riau, saya bersumpah akan memperjuangkan riau dimana kekayaan alamnya tlah dirampok oleh pusat.
apa yg riau peroleh selama 40 tahun setelah dirampok kekayaan alamnya. saya sengaja menggunakan pendekatan yg tak ironis agar saya tahu isi dan maksud rekan2 disini. saya dari kecil memang memendam apa tlah dilakukan ibukota jakarta. riau hanya mendapatkan kemiskinan. orang riau dipinggirkan didaerah sendiri sedangkan orang jawa diperkerjakan semua di tanah riau. saya tahu anda semua bijaksana dalam menanggapi semua komentar saya sebelumnya. anda tidak tahubetapa sakitnya jika tempat saya dilahirkan dikata sedemikian oleh pemimpin bangsa. anda tidak mencoba menempatkan diri anda di posisi saya. saya tahu semua komentar saya harus dibuktikan, tetapi anda tidak menganalisa dari sisi lain. yg anda perlukan hanya bukti. sedangkan anda tidak merakan apa orang riau rasakan. |
|
17th November 2007, 18:46 |
#114
|
|
Mania Member
|
Quote:
tau gue ga suka lo ngomong begitu... seandainya Riau bukan masuk wilayah kita(NKRI) tentu org Jawa juga ga kebagian krn klh bersaing. udh diserobot duluan sama India (India lagi India lagi) yg mau ga mau hrs kita akui saat ini SDMnya lebih unggul dari kita.. malah mungkin RIAU bisa seperti DUBAI skr hati2 bro |
|
the last ten days Last edited by Orang (Sok) Kritis; 17th November 2007 at 18:49.. |
17th November 2007, 18:49 |
#115
|
|
Addict Member
|
Quote:
semoga anda lebih mengetahui sejarah riau dan perkembangan riau secara mendalam sebelum mengemukakan bukti yg salah. anda pernah keduri? pertanyaan saya, apa yg anda lihat di kota duri? |
|
|
17th November 2007, 18:49 |
#116
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
hijau_hijau selamanya tetap ijo... Pinter dan merasa pinter adalah hal yang berbeda |
17th November 2007, 18:50 |
#117
|
|
Mania Member
|
Quote:
Aku komentnya tentang marah yg pada tempatnya (meski seharusnya gak ada tempat untuk kemarahan). Sodara kita itu khan marah karena daerahnya dicela orang (dalam hal ini Gus Dur)... DAn aku menilainya marahnya karena ego ke daerahan aja.... Dan aku menilainya gak baik kalo marah karena kedaerahan... Dan plis... ngelihat koment sesuai konteksnya... mau ngomentari komentar aku silahkan... tapi tolong lihat konteks... makasih |
|
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno.
|
17th November 2007, 18:53 |
#118
|
Addict Member
|
Resensi : Gus Dur Idola (Baru) Remaja
Resensi
Gus Dur Idola (Baru) Remaja (diambil dari forum sebelah) Judul Buku : Gus Dur…Asyik Gitu Loh Penulis : Maia Rosyida Penerbit : The WAHID Institute Tahun Terbit : 2007 Jumlah Halaman : 98 hlm Oleh Nurun Nisa, staf redaksi the WAHID Institute Keliru besar kalau Anda menyangka bahwa Gus Dur cuma pujaan khusus kalangan dewasa dan orang-orang politik saja. Mau bukti? Buku bertitel Gus Dur…Asyik Gitu Loh akan membalikkan anggapan Anda selama ini. Buku karya Maia Rasyida, siswi Sekolah Menengah Universal (SMU) Qaryah Thayyibah, ini membingkai kekaguman remaja terhadap sosok Gus Dur dengan bahasa khas anak gaul sekarang. Namun isinya tetap bernas. Ini dapat dicermati dari lembar-lembar tulisannya. Di awal, misalnya, kita bisa melihatnya dengan baik dalam soal penggambaran fisik Gus Dur. “Gus Dur itu ganteng? Setuju banget. Tepatnya, good looking abis. Rasanya nggak perlu lagi sibuk hunting cowok muda yang segar dan punya perut six pack. Gus Dur (memang) jika dilihat dari struktur wajah mungkin masih boleh dibilang kalah jauh sama Brad Pitt atau aktor siapalah itu yang bisa bikin cewek-cewek yang ngelihat langsung teriak histeris. Diliat dari postur badan juga boleh dikatakan Gus Dur masih jauh dari sempurna….Tapi kenapa kita bisa lebih betah mandangin wajah Gus Dur daripada para icon cover boy yang banyak nampang di majalah remaja itu?” (hlm. 11) Dara kelahiran 1987 ini punya jawabnya. Gus Dur enak dipandang sebab beliau memiliki segudang kharismatik dan inner beauty luar biasa. Tak lain ia adalah seorang intelektual yang menata hidupnya dengan akhlak dan selalu disirami dengan ilmu. Waktu SD saja Gus Dur sudah akrab dengan karya-karya Karl Marx, catatan-catatan pemikir Marxisme, dan berbagai macam buku filsafat. Kita dapat pula membaca komentar Maia terhadap pembelaan Gus Dur atas goyangan Inul yang kontroversial itu. “Sikap Gus Dur membela Inul dari kecaman orang-orang yang mengaku Islam adalah cerminan sikap Rasulullah. Rasulullah gak perlu pake kekerasan ketika mendidik umatnya yang masih belum tau. Karna Gus Dur tau betul Inul itu belum begitu tau agama, maka dia mengayominya dengan cara yang kalem. Menunjukkan begitulah Islam. Mengajak berpikir, tak boleh keras, dan sangat menghormati perbedaan pemikiran,” (hlm. 39). Sikap bijak Maia ini, bagi penulis, melebihi kadar usianya. Bahkan melampaui penentang Inul, yang sebagiannya, terang benderang tidak menunjukkan kematangan usia mereka dalam merespon isu yang sama. Mereka tak mampu menyampaikan perbedaan pendapat dengan santun. Cuma berani unjuk kekuatan saja layaknya preman (berjubah). Lain lagi soal korupsi. Maia prihatin betul dengan korupsi dan pengadilan yang tak kunjung unjuk gigi. Maia salut dengan gaya Gus Dur yang potong kompas demi mengamputasi budaya korupsi secara radikal. “Korupsi udah nggak mau tau tempat lagi. Ini mungkin satu hal yang yang menyebabkan negeri ini menjadi hopeless untuk bisa bersih...pengadilan juga udah banyak yang punya dwifungsi. So..biar pengadilan jadi layak disebut adil dan terpercaya, kira-kira gimana yah caranya? Nggak ada harapan banget nih. Kuncinya emang pemimpin mesti tegas dan bersih. Berani dan tanggung jawab dunia wal akherat. Kaya’ Gus Dur ajalah. Santai gitu. Tinggal pecat sana pecat sini. Asyik tuh. Nggak bertele-tele dan habis. Meski beresiko tinggi, ya emang begitu kan resikonya jadi orang jadi orang nomor satu? Begitu kan resikonya seorang pembela kebenaran?” (h. 52). Mendengar ini, para politikus, aparat penegak hukum, dan tentu saja para koruptor itu sendiri selayaknya merenung. Atau malah malu. Sebab, remaja yang masih bau kencur saja tahu dan bisa memilih yang terbaik; bahwa kebenaran dan kebersihan mestilah dijadikan pegangan hidup seperti dipraktikkan Gus Dur. Bukan berlindung di balik kebohongan atau justru menggadaikan diri dengan kekuasaan. Padahal, mereka tahu perkara ini lebih dalam dan lebih banyak ketimbang seorang remaja seumuran Maia. Tapi mereka tak mau melakukannya. Buku setebal 98 hlm ini layak baca untuk semua kalangan. Diksinya renyah—namun tak sampai jatuh pada kegenitan remaja yang kadangkala membikin tulisan menjadi barisan kosakata prokem yang tak ada isi sama sekali. Meski begitu, ia tetaplah buku bergizi tinggi. Ini dapat dilihat dari rujukan pendapat Maia; mulai dari puisi-puisi Gus Mus, cerita-cerita Abu Nawas, Sirah Nabawiyah sampai kaidah-kaidah fiqhiyyah yang lumayan rumit. Buku ini gue banget buat para teman remaja. Para orang tua tidak perlu khawatir membaca buku ini. Dijamin tidak akan merasa digurui. Justru mereka dijadikan teman bicara yang setara. Wallahu A’lam. |
|
17th November 2007, 18:54 |
#119
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno.
|
17th November 2007, 18:54 |
#120
|
|
Addict Member
|
Quote:
saya pribadi, masih ingin riau menjadi NKRI. tetapi cara bung MANS menjawab sepertinya riau terasingkan dari NKRI. saya hanya bisa memaklumi kaliber bung mans dalam merespon argumentasi saya. riau memang kaya, tetapi tidak terlihat dimata, semua larinya kepusat. silahkan tanya elit2 politik di mpr dan dpr. |
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer